

Ternyata dalam dunia apapun
tergantung dari mana dia memandang
Mata di kepala kadang menipu diri
di saat kita memandang dari kejauhan
terbentang genangan air di jalan raya
Dalam suasana teriknya matahari
Hati kita telah menyanggah
tidak .... itu hanya halusinasi
tidak .... itu karna besarnya keinginan yang meluap-luap
tidak .... itu fatamorgana kata pak guru ..
Disitulah ternyata banyak pelajaran dapat ku ambil
Ketika ku masukkan sendok kedalam gelas ..
mataku berkata ...kenapa bengkok?
sementara hatikau tetap menyanggah
tidak .... engkau telah tertipu
Atau ketika ku pandang gambar di atas
Hatiku dibuat bingung ...
gadis atau nenek ?
Mataku mengatakan gadis ...
sementara hatiku mengatakan nenek
Begitulah kita MANUSIA
betapa nistanya manakala hanya mata yang di pakai
semenetara ada matahati yang senantiasa mengiring..
betapa malunya diri
memandang rendah setiap keadaan yang tidak sesuai dengan kita
sementara mata hati terus berkata ada sesuatu di balik pandangan kita...
bersyukurlah ...mata dan matahati senantiasa dapat bersanding
sehingga menjalani kehidupan begitu adil
siap memandang kebaikan seseorang
di balik keburukan yang dia tampakkan
dan ...
memandang keburukan diri
sebagai sarana instrospeksi menuju kehidupan baru
yah ...kehidupan yang baru





























