BLOG SOBAT...Siapa lagi mari gabung....

Selasa, 31 Maret 2009

I b u



Kesendirianmu adalah rinduku
Disaat bulan berubah ke bentuk sabit
Sinarmu mulai redup
Dan malampun menutup cahyamu

Kemanakah lagi surya kan bersinar
kalo tidak ke pada bumi yang senantiasa berputar
Kemana lagi ceria kan berbinar
kalo tidak ke pada kami yang senantiasa hambar

tanpa candamu
tanpa nasehatmu
tanpa tangismu
tanpa marahmu

bila waktu kan terus menunggu
biarlah anggrek tetap bersemi
dan berusaha pancarkan harummu
bersama mentari di ufuk pagi

kekuatanmu adalah diriku
sakitmu adalah diriku
dukamu adalah diriku
bahagiamu adalah diriku

takkan sanggup ku membalas jasamu
dari segala apa yang telah kau berikan kepadaku
karena malam tetaplah dingin
dan hujanpun tetaplah turun

aku tatap dapat memetik bunga yang engkau tanam
bersama kupu-kupu yang menyerap sari putikmu
berseri, ceria selalu
harapan kami semua...





Senin, 30 Maret 2009

Award





Masih sekitar award . dari gambar ku ubah jadi postingan, trima kasih Mas Attayaya yang banyak kasih saran ke ana, dan ama Li yang suka bagi-bagi Award urutan award dari bawah ke atas
1. Dari Mas Attayaya
2. Dari Mas Attayaya
3. Dari Li

Bagi sobat yang belum terpasang awardnya , silahkan di Copas.. mana yang disuka ...


Sabtu, 28 Maret 2009

Tentang Puisi

Setelah dapat saran dari mas Ahmad Faisol ana sempatkan cari makalah tentang puisi dan seluk beluknya, mudah-mudahan dengan tulisan di bawah ini dapat menambah khasanah tentang puisi.

A. Penegertian Puisi

"Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang dapat menghasilkan budi dan melembutkan hati seseorang" (Zulkifli Muhadli,Merah Putih Cintaku,2006)

"Puisi adalah citraan (image)yang dibangun oleh penyairnya dan dapat dimaknai oleh pembacanya" (AIS,Nyayian Rembulan,2006)

"Puisi adalah upaya merangkai kata terbaik dan terindah yang lahir dari lubuk hati paling dalam, bukan dari kata-kata yang diajarkan oleh orang tua atau guru, dari buku atau pinjaman dari orang lain, tetapi pengalaman hidup yang bergejolak dalam jiwa seseorang melalui perenungan dan gugatan-gugatan nurani tentang makna hidup yang sesungguhnya" (Luqman Hakani,Ungkapan isi hati melalui puisi,2008)

"Puisi adalah serangakaian kata-kata yang telah dimaknai kemudian dituliskan dalam bait-bait yang dihasilkan dari hasil perenungan dalam hidupnya baik dari yang di lihat, didengar ataupun dirasakan " (idwik,kumpulan Puisi,2008)

"Puisi adalah pengucapan dengan perasaan" (HB Yasin)

"Puisi adalah susunan kata yang keluar dari sukma" (Sanusi Pane)

B. Ragam Puisi

menurut Luqman Haqani puisi ada beberapa ragam di antaranya:
1. Puisi epik : tentang kepahlawanan, legenda atau sejarah.
2. Puisi naratif : tentang kandungan cerita pelaku dan keadaan sekitarnya yang menggambarkan, balada, kasih sayang, kedengkian, ketakutan, kepedihan, dan kegembiraan.
3. Puisi lirik :luapan batin seorang penyair dari endapan pengalamannya.
4. Puisi dramatik : mengandung gambaran kisah tertentu.
5. Puisi didaktik : mengandung nilai pendidikan
6. Puisi romance : mengandung ungkapan rasa cinta seseorsng kepada yang di kasihinya
7. Puisi elegi : mengandung kesedihan
8. Puisi ode : mengandung pujian atau jasa atau kepahlawanan
9. Puisi satirik : mengandung sindiran tentang kepincangan atau ketidak beresan dalam kehidupan masyarakat atau kelompok
10. Puisi himne : mengandung rasa cinta kepada tanah air
11. Puisi religi : mengandung kecintaan terhadap Sangpencpta.

C. Bagaimana kita bisa menulis puisi

1. Ada kemauan
2. Ada kerja/tindakan
3. Ada kesempatan
4. Ada dukungan
5. Ada Fasilitas

Setelah kelima itu terpenuhi
1. cobalah menulis apa saja yang ada di hati kita , yang di lihat atau yang di dengar ,
2. jangan takut dengan gaya bahasa yang dikuasai
3. biarkan tulisan itu mengalir begitu saja, nanti ada kesempatan untuk mengedit...yang penting di tulis dulu...
4. jika ada yang mengkritik tulisan kita apapun ulasannya kita terima dengan senang hati.
5. jangan lupa pula baca-baca juga puisi karya orang lain tuk menambah khasanah gaya bahasa .

Award dari Mas Attayaya lagi...


Sebelum aku melanjutkan tulis puisi, dapat award dari mas Attayay, nampaknya perlu juga ku bagikan award ini kepada sobat-sobat seperti yang lain, kalau dapat senang harus di bagi kesenangan tersebut kepada yang lain, yaitu untuk :
1. 2yu-blog: http://2yu-blog.blogspot.com
2. Mas Faisol : http://achmadfaisol.blogspot.com
3. ad33 : http://die-silver.blogspot.com
4. sofw-tif :http://soff-tis.blogspot.com
5. Hanung :http://www.hanungtriyoko.blogspot.com
6. Panca :http://pancallok.blogspot.com
7. Unisma :http://fai-unisma-malang.blogspot.com



Jumat, 27 Maret 2009

a sampai z .........di dalam mimpi



aaaaaaaaaaaaaaaaa
akan di bawa ke mana negeri ini?

bbbbbbbbbbbbbbbbb
bila semua pemimpin ingin jadi nomor satu??

ccccccccccccccccc
cari massa tuk berebut kuasa

ddddddddddddddddd
dan merekapun merasa yang paling benar

eeeeeeeeeeeeeeeeeeeee
eeh , boro-boro mikir rakyatnya

fffffffffffffffffffff
faktanya, di kalangan partainya sendiripun tak bisa disatukan

ggggggggggggggggggggg
gema pencontrengan telah di kumandangkan ....

hhhhhhhhhhhhhhhhh
haruskah kita memilih yang ada ?

iiiiiiiiiiiiiiiii
inilah ujian yang harus kita jalankan

jjjjjjjjjjjjjjjjjj
janji-biarlah janji

kkkkkkkkkkkkkkkkkk
kalau mereka semua lepas dari apa yang sudah dijanjikan

lllllllllllllllllll
lepas sudah, kebersamaan dan hancurlah negeri ini

mmmmmmmmmmmmmmmmmm
marilah kita pandai memilih, memilah dan siap mengalah

nnnnnnnnnnnnnnnnnn
namun semua kembali kepada diri pribadi masing-masing

oooooooooooooooooo
opsinya telah dipampang di depan kita

pppppppppppppppppp
perbedaan seharusnya jadi cambuk menuju adanya persamaan

qqqqqqqqqqqqqqqqq
qolbu yang paling dalam jadikan sandaran tuk bertanya..

rrrrrrrrrrrrrrrrrr
resapi dan maknai apa yang akan terjadi selanjutnya

ssssssssssssssssssss
semua berharap adanya perdamaian dan persatuan

tttttttttttttttttttttt
tapi ....sekali lagi kembali kepada semua para pemimpin

uuuuuuuuuuuuuuuuu
untuk mempertanggung jawabkan apa yang ia pimpin selama ini

vvvvvvvvvvvvvvvvv
vw comby, sedan ataukah mercedes jaganlah jadikan cita-cita



wwwwwwwwwwwwwwwwww
waktu kan senantiasa berlalu

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xstra tenaga dan jiwa tuk memenangkan pertarungan...

yyyyyyyyyyyyyyyyyy
yah, kita perlu berharap pemilihan umum ini damai

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz ...........aku tertidur...

Kamis, 19 Maret 2009

Aku Suka "Teroris"



Betapa ku merasakan nikmat dalam hidup ini
Manakala aku masih sempat tersenyum
Disaat gundah menimpa segenap manusia
Akan kebutuhan hidup yang ia pikirkan

Apakah yang dapat aku makan esok pagi?
Kata orang yang di beri kelebihan ..
Sedang kata orang yang tak punya kelebihan harta
Dapatkah aku makan esok pagi?

Aku masih saja tersenyum
Sebab bagiku apa saja dapat aku makan
Sesuai dengan pemberian Allah kepadaku
Aku suka "teroris"

Jika teroris berada di depanku
Maka akan ku pandang dengan segenap nafsuku
Dan jika teroris menjauhiku
Maka ku akan rindukan selalu dalam hatiku

Teroris bagiku bukanlah halangan
Teroris bagiku adalah kekuatan jiwa dan raga
Teroris amat dirindukan oleh semua orang
Teroris janganlah kau tinggalkan aku

Wahai saudara-saudaraku
Dalam satu perjuangan kita membutuhkan "teroris"
Maka ajaklah teroris sebagai teman setiamu
dan engkau akan merasakan kenikmatan yang tidak disangka-sangka

Apakah teroris menakutkan?

Tidak, saudaraku
teroris disini adalah terong di iris-iris
Siap di santap jadi lauk manakala perut sudah diperintah untuk diisi

Senin, 16 Maret 2009

Waktu

Pada saatnya kan berlalu
dari segenap aktifitas hidup manusia
ketika dihabiskan tuk membicarakan keadaan yang lain
terus saja menunggu
atau di saat habiskan tulisan-tulisan "lagho"
tetap saja memburu tanpa malu
dan pandanglah ...
sepertinya kita berada dalam perahu
terus saja berlayar tanpa kita sADARI menyeret kita entah kemana
Begitukah kita di dalam waktu...?
Kesadaran belumlah terlambat
manakala sang waktu tetap saja menunggu
sampai di batas waktu lembayung
layu kemudian sirna
maka Dari itulah ...
pegang erat waktu ke waktu
agar kehidupan terasa nikmat adanya
dan perbekalan tentulah senantiasa dipersiapkan
menuju keabadian waktu
bagaimana bisa menguntungkan kelak di kemudian hari
mengingatkan kepada saudara-saudara dalam pekerti yang luhur
adalah mulia, dan dalam bingkai keimanan yang kokoh
bersabar menghadapi cobaan dan rintangan
agar kelak tidak termasuk manusia yang merugi ....



1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.


Minggu, 08 Maret 2009

Maulid Nabi Muhammad SAW



Malam di saat bulan ke tiga Hijriyyah tanggal 12....
Anak lelaki mungil ...bersih, berkilauan penuh cahaya terlahir ke dunia...
Untuk sesaat semua terpukau ...ada apa di balik punggung anak itu...
Lebih terasa seperti ada tulisan arab ... Allah ...
Inilah kelak yang akan memimpin dunia
Di besarkan dari keadaan papa, di tinggalkankan bapaknya, ibunya dan juga kakeknya

Namanya telah tertulis dalam kitab-kitab sebelumnya....
Ahmad, terpuji... dikukuhkan oleh sang Kholik melalui perantara Jibril sang malaikat...
Beliau telah melalui seribu macam cobaan ...bahkan lebih dari itu
Ingin sekelompok manusia Quraisy membunuhnya , ...mengejarnya dan menelantarkannya

Muhammad SAW...Menjadi panutan dan suri tauladan bagi semua
Untuk rahmat bagi alam semesta
Hatinya telah disucikan dari segala dosa-dosa
Akhlaknya sungguh terpuji dan sangat mulia..
Meskipun seribu tawaran tentang dunia menyelimuti beliau tuk berhenti dari berdakwah
Muhammad SAW tetap terus berjuang menegakkan kalimah Allah di muka bumi
Akankah manusia cukup mengingatnya dari hari lahirnya saja
Dan tidak mau mengikuti langkah-langkah perjuangannya

Sepertinya sudah saatnya kita bangkit dari tidur yang panjang
Akan pentingnya memegang wasiat yang telah di tinggalkan beliau SAW.
Waktu terus saja berlalu ... bulatkan tekat tuk kembali kepada Al Qur'an dan Sunah-sunahnya.. agar kelak selamat di dunia dan di akhirat...


Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri

(Engkaulah surya, engkaulah purnama.
Engkau cahaya di atas cahaya)




Kisah Maulid Nabi ....

Thursday, March 29, 2007
Maulid Nabi
Kelahiran Sang Nabi Dalam Untaian Puisi

Meski tiada kata yang cukup mewakili untuk menggambarkan keluhuran budinya, dengan segala keterbatasan para ulama pecintanya merangkum saat-saat kelahiran dan akhlaqnya dalam untaian puisi yang indah.

Bulan Maulid telah tiba. Seluruh dunia menyambutnya dengan gegap gempita. Ada yang menggelar pengajian, ada yang menyelenggarakan selamatan dan tumpengan. Bahkan ada yang menggelar prosesi besar-besaran selama hampir sebulan, seperti tradisi Grebeg Maulud di Keraton Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Kasultanan Cirebon. Semuanya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran utusan-Nya, Muhammad SAW.

Dari berbagai tradisi merayakan kelahiran Rasulullah SAW tersebut, ada sebuah ritus yang nyaris seragam di semua tempat, yakni pembacaan kisah kelahiran sang nabi. Berbeda dengan sirah (biografi) dan tarikh (sejarah) karya sejarawan, kisah-kisah kelahiran Nabi yang dikenal dengan nama Maulid – atau dalam budaya Betawi disebut Rawi – itu berupa puisi panjang yang digubah oleh para ulama besar yang juga ahli syair.

Ada beragam jenis Maulid. Ada yang digubah dalam lirik-lirik qashidah murni yang indah, seperti Maulid Burdah, oleh Imam Muhammad Al-Bushiri, dan Maulid Syaraful Anam. Ada pula yang bercorak prosa lirik yang dipadu qashidah, seperti Maulid Ad-Diba’i, karya Al-Imam Abdurrahman bin Ali Ad-Diba’i Asy-Syaibani Az-Zubaidi; Maulid Azabi, karya Syaikh Muhammad Al-Azabi; Maulid Al-Buthy, karya Syaikh Abdurrauf Al-Buthy; Maulid Simthud Durar, karya Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi; dan yang mutakhir Maulid Adh-Dhiya-ul Lami’, karya Al-Habib Umar bin Hafidz dari Hadhramaut.

Ada pula ulama pujangga yang menyusun dua Maulid dalam dua model berbeda, seperti Syaikh Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanji al-Madani, penyusun Maulid Barzanji. Maulid karya khatib Masjid Nabawi (Madinah) yang wafat pada 1177 H/1763 M itu disusun dalam dua model: natsar (prosa lirik) yang terdiri atas 19 bab dengan 355 bait, dan nazham (qashidah puitis) berisi 16 bab dengan 205 bait.

Meski dengan corak penyusunan beragam, setiap karya Maulid memiliki kesamaan: mengandung keunikan dalam gaya dan irama yang khas, serta penuh metafora dan simbol. Dalam kajian sastra Arab, keunikan itu disebut Al-Madaih al-Nabawiyah, puisi-puisi sanjungan kenabian. Meski isinya sering kali disalahpahami oleh kalangan penentang Maulid sebagai kemusyrikan, metafora dan simbol dalam Maulid justru merupakan kekuatan dalam memunculkan kerinduan dan kecintaan umat pembaca kepada Nabi junjungannya.

Meski tidak sama persis, ada kesamaan lain dari Maulid-maulid tersebut. Yakni dalam pembagian kisah yang biasanya terdiri dari kisah penciptaan Nabi Muhammad SAW, kisah kehamilan ibunda sang Nabi, berbagai keajaiban menjelang kelahiran beliau, sosok dan kepribadian Rasulullah SAW, serta kiprah dakwah beliau.

Nur Muhammad
Beberapa Maulid juga menambahkan bagian-bagian yang tidak ada pada Maulid lainnya sebagai kekhasan. Misalnya, pencantuman silsilah Rasulullah SAW hingga Nabi Ibrahim AS dalam maulid Barzanji, atau pengutipan hadits-hadits tentang Nur Muhammad dalam Simthud Durar, dan tentang keutamaan Rasulullah dan umatnya dalam Ad-Diba’i.

Sebagai bagian dari karya sastra, penambahan-panambahan itu pun dirangkai dalam kalimat kalimat indah yang bersajak. Tengok, misalnya, pohon silsilah Nabi yang dirangkai oleh Syaikh Ja’far Al-Barzanji dalam Maulid-nya yang berjudul asli Qishshah al-Maulid an-Nabawi (Kisah Kelahiran Nabi). “Wa ba’du, kukatakan bahwa junjungan kita Nabi Muhammad SAW adalah putra Abdullah, putra Abdul Muthalib, yang nama aslinya ialah Syaibatul Hamd, karena budi pekertinya yang sangat terpuji. (Abdul Muthalib) adalah putra Hasyim, yang nama aslinya Amr, putra Abdu Manaf, yang nama aslinya Al-Mughirah, yang telah berhasil mencapai kedudukan yang sangat tinggi...”

Lebih indah lagi, bab nasab itu ditutup dengan serangkaian qashidah yang menawan.

Nasabun tahsibul ‘ulâ bihulâh,
qalladathâ nujûmahal jawza-u

(Inilah untaian nasab yang dengan berhias namanya menjadi tinggi,
laksana kecemerlangan bintang Aries di antara bintang-bintang yang membuntuti).

Habbadzâ ‘iqdu sûdadiw wa fakhâri,
anta fîhil yatimatul ‘ashma-u

(Betapa indah untaian yang sangat mulia dan membanggakan itu,
dengan dikau yang laksana liontin berkilau di dalamnya).

Rangkaian pembacaan Maulid biasanya dibuka dengan shalawat dan doa yang dirangkai dalam bentuk qashidah nan indah. Pembacaan Maulid Diba’ dan Barzanji, misalnya, selalu diawali dengan syair berikut:

Ya Rabbi shalli ‘alâ Muhammad
Ya Rabbi shalli ‘alaihi wa sallim
Ya Rabbi balligh-hul wasîlah
Ya Rabbi khush-shah bil fadhîlah

(Wahai Tuhan, tetapkanlah limpahan rahmat kepada Nabi Muhammad.
Wahai Tuhan, tetapkanlah limpahan rahmat dan kesejahteraan kepadanya.
Wahai Tuhan, sampaikanlah kepadanya sebagai perantara.
Wahai Tuhan, khususkanlah kepadanya dengan keutamaan).

Sedangkan Simthud Durar dibuka dengan syair:

Ya Rabbi shalli ‘alâ Muhammad
Mâ lâha fil ufuqi nûru kawkab

(Wahai Tuhan,
selagi cahaya bintang gemintang masih gemerlapan di kaki langit,
tetapkanlah limpahan rahmat kepada Nabi Muhammad).

Seluruh ungkapan dalam Maulid memang disusun dengan bahasa sastra yang sangat tinggi. Dalam disiplin ilmu balaghah (paramasastra bahasa Arab), penyimbolan dan metafora (tasybih) dalam Maulid sudah masuk kategori baligh, tingkatan metafora tertinggi.

Qashidah lain yang sangat populer dan sangat baligh terdapat dalam Maulid Barzanji:

Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri

(Engkaulah surya, engkaulah purnama.
Engkau cahaya di atas cahaya)

Dalam tradisi sastra Arab, syair tersebut bernilai tinggi justru karena menghilangkan sebagian unsur kalimatnya. Jika dilengkapi – yang berarti menurunkan kualitasnya – kalimat tersebut bisa berbunyi...

Anta kasy-syamsi fi tanwiri qulubin nas
Anta kal badri fil taksyifi zhulamiz zamani
Anta fil anbiya-i ka nurun fawqa nuri

(Engkau laksana surya, dalam menyinari hati manusia.
Engkau laksana purnama, dalam menyingkap kegelapan masa.
Di antara para nabi, Engkau laksana cahaya di atas cahaya).

Keindahan lain juga terkandung dalam pengisahan proses penciptaan ruh Nabi Muhammad SAW, yang diyakini berasal dari pancaran cahaya Ilahi. Karena itulah bentuk awal penciptaan Rasulullah disebut nur Muhammad, yang diciptakan sebelum penciptaan alam semesta raya. Bahkan diceritakan oleh para ahli hikmah, karena Muhammad-lah Allah menciptakan alam semesta ini.

Syaikh Al-Barzanji melukiskannya dengan ungkapan Huwa akhirul anbiya-i bi shuratihi wa awwaluhum bi ma’nah (Beliau adalah nabi terakhir dalam wujud, namun nabi pertama secara maknawi). Sedangkan Dhiya-ul Lami’ menggambarkannya berupa dialog ketika Rasulullah ditanya oleh seseorang, “Sejak kapankah kenabianmu?” Beliau bersabda, “Kenabianku sejak Adam masih berupa air dan tanah.”

Masih tentang hal yang sama, Habib Ali Al-Habsyi dalam Simthud Durar mengutip hadits Abdurrazzaq dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari, bahwasanya ia pernah bertanya, “Demi ayah dan ibuku, ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang sesuatu yang pertama diciptakan Allah sebelum yang lain.” Maka jawab Rasulullah, “Wahai Jabir, sesungguhnya Allah telah menciptakan nur nabimu, Muhammad, dari nur-Nya sebelum menciptakan sesuatu yang lain.”

Penggambaran tentang penciptaan nur Muhammad ini dengan indah dilukiskan oleh kakek (alm.) Habib Anis, Solo, dengan ungkapan, “Pecahlah ‘telur’ penciptaan-Nya di alam mutlak yang tak berbatas ini. Menyingkap keindahan yang bisa disaksikan pandangan mata, mencakup segala kesempurnaan sifat keindahan dan keelokan. Dan berpindah-pindahlah ia dengan segala keberkahan, dalam sulbi-sulbi (punggung) dan rahim-rahim yang mulia. Tiada satu sulbi pun yang menyimpannya, kecuali beroleh nikmat Allah nan sempurna.”

Arsy Pun Berguncang
Sementara Maulid Diba’ menggambarkannya dengan lebih mendetail melalui periwayatan Sayyidina Abdullah bin Abbas RA. Dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya ada seorang Quraisy yang ketika itu masih berwujud cahaya (nur) di hadapan Allah, Yang Mahaperkasa dan Mahaagung, dua ribu tahun sebelum penciptaan Nabi Adam AS, yang selalu bertasbih kepada Allah. Dan bersamaan dengan tasbihnya, bertasbih pula para malaikat mengikutinya.

Ketika Allah akan menciptakan Adam,nur itu pun diletakkan di tanah liat asal kejadian Adam. Lalu Allah Azza wa Jalla menurunkannya ke bumi melalui punggung Nabi Adam dan Allah membawanya ke dalam kapal dalam tulang sulbi Nabi Nuh dan menjadikannya dalam tulang sulbi sang Kekasih, Nabi Ibrahim, ketika ia dilemparkan ke dalam api.

Tak henti-hentinya Allah, Yang Mahaperkasa dan Mahaagung, memindahkannya dari rangkaian tulang sulbi yang suci, kepada rahim yang suci dan megah, hingga akhirnya Allah melahirkannya melalui kedua orangtuanya yang sama sekali tidak pernah berbuat serong.”

Setiap tahapan penciptaan dan kelahiran Rasulullah memang sarat dengan keajaiban dan keluarbiasaan. Ketika Nabi masih dalam kandungan ibundanya, Aminah, Syaikh Ja’far Al-Barzanji melukiskan kesuburan yang mendadak mewarnai sekitar kota Makkah, dan hujan yang mendadak turun, setelah bertahun-tahun kemarau melanda tanah suci itu.

Berita tentang telah dekatnya kelahiran seorang calon nabi akhir zaman, rupanya telah sampai ke telinga para pendeta Yahudi dan Nasrani, juga para penyihir dan dukun. Tak mau kecolongan, mereka minta bantuan jin untuk mencuri dengar kabar dari langit. Namun, sejak kehamilan Aminah, segenap pintu langit telah dijaga ketat oleh para malaikat bersenjatakan panah berapi.

Dalam Maulid-nya, Habib Umar bin Hafidz menambahkan, “Dan ketika Aminah mengandung Nabi, ia tidak pernah merasa sakit sebagaimana lazimnya wanita yang tengah hamil.” Sementara Syaikh Abdurrahman Ad-Diba’i memilih penggambaran yang gempita dan agung, dengan sajak-sajak yang berakhiran huruf ra berharakat fathah.

Fahtazzal ‘arsyu tharaban was-tibsyâra
Waz-dâdal kursiyyu haibatan wa waqâra
Wam-tala-atis samâwâtu anwâra
wa dhaj-jatil mala-ikatu tahlîlan wa tanjîdan was-tighfâra

(Maka Arsy pun berguncang
penuh suka cita dan riang gembira.
(Sementara) Kursi Allah bertambah wibawa dan tenang.
Langit dipenuhi berjuta cahaya.
Dan bergemuruh suara malaikat
membaca tahlil, tamjid (pengagungan Allah), dan istighfar.)

Detik-detik kelahiran Nabi dilukiskan sebagai peristiwa luar biasa yang sarat kemukjizatan. Para penyusun Maulid pun berlomba mengabadikannya dengan rangkaian kalimat indah yang tak terhingga nilainya, misalnya untaian puisi dalam Maulid Diba’ seperti berikut:

Wa lam tazal ummuhû tarâ anwâ’an min fakhrihî wa fadhlihî,
ilâ nihâyati tamâmi hamlih
Falammâsy-tadda bihâth-thalqu bi-idzni rabbil khalqi,
wadha’atil habîba shallallâhu ‘alaihi wa sallama sâjidan syâkiran hâmidan ka-annahul badru fî tamâmih

(Dan sang ibunda tiada henti melihat bermacam tanda kemegahan dan keistimewaan sang janin,
hingga sempurnalah masa kandungannya.
Maka ketika sang bunda telah merasa kesakitan,
dengan izin Tuhan, Sang Pencipta makhluk, lahirlah kekasih Allah, Muhammad SAW,
dalam keadaan sujud, bersyukur, dan memuji,
dengan wajah yang sempurna, laksana purnama).

Sementara Simthud Durar menggambarkannya dengan untaian kalimat yang tak kurang indah...

“Maka dengan taufik Allah,
hadirlah Sayyidah Maryam dan Sayyidah Asiyah,
yang diiringi bidadari-bidadari surga
yang beroleh kemuliaan agung
yang dibagi-bagikan Allah
atas mereka yang dikehendaki
Dan tibalah saat yang tlah direncanakan Allah
bagi kelahiran ini
Menyingsinglah fajar keutamaan nan cerah
Terang benderang menjulang tinggi
Dan terlahirlah insan nan terpuji
Tunduk khusyu’ di hadapan Allah
Terang benderang menjulang tinggi.....”

Dalam Maulid-maulid itu juga diriwayatkan, Rasulullah SAW dilahirkan dalam keadaan telah terkhitan, mata beliau indah bercelak, tali pusarnya telah bersih terpotong – berkat kuasa kodrat Ilahi.

Habib Ali juga menukil periwayatan Abdurahman bin ‘Auf, yang bersumber dari pengalaman ibu kandungnya, Syaffa’, yang berkisah, “Pada saat Rasulullah SAW dilahirkan oleh Aminah, ia kusambut dengan kedua telapak tanganku. Dan terdengar tangisnya pertama kali. Lalu kudengar suara, ‘Semoga rahmat Allah atasmu.’ Dan aku pun menyaksikan cahaya benderang di hadapannya, menerangi timur dan barat, hingga aku dapat melihat sebagian gedung-gedung Romawi.”

Cerita kehadiran Sayyidah Maryam (ibunda Nabi Isa AS) dan Sayyidah Asiyah (istri Firaun yang juga ibu angkat Nabi Musa) saat kelahiran Rasulullah SAW, dikisahkan dalam Maulid Barzanji. Dilukiskan pula berbagai peristiwa ganjil yang menghiasi malam kelahiran beliau, seperti retaknya Istana Kerajaan Persia, banjir bandang yang melanda Lembah Samawah di Gurun Sahara, padahal sebelumnya belum pernah ditemukan air setetes pun; serta cahaya terang benderang di atas kota Makkah dan sekitarnya.

Lebih lanjut Al-Barzanji juga menceritakan kondisi bayi Muhammad sesaat setelah kelahirannya, “Nabi lahir ke dunia dalam keadaan meletakkan kedua tangannya ke bumi seraya menengadahkan wajahnya ke arah langit yang tinggi sebagai penanda ketinggian kedudukannya dan keluhuran budinya.”

Demikianlah berbagai ungkapan keindahan pada detik-detik kelahiran Rasulullah SAW dalam puisi Maulid karya ulama shalih dari zaman ke zaman. Meski tiada kata yang cukup mewakili untuk menggambarkan keluhurannya, dengan segala keterbatasannya para ulama penyair itu berusaha merangkumnya dalam serangkaian puisi indah.

Betapa beruntung orang-orang yang mencintainya dengan cara apa pun, sebagaimana ungkapan Imam Bushairi dalam Maulid Burdah-nya, “Dialah sosok yang sempurna makna dan bentuknya, yang kemudian dipilih menjadi kekasih Sang Penghembus Angin Sepoi. Pengungkapan kebaikannya terjaga dari kemusyrikan, maka mutiara keindahannya tak terbagi. Tinggalkanlah apa yang dikatakan kaum Nasrani tentang nabinya, dan pujilah ia (Rasulullah) semaumu asal masih dalam batasan hukum itu. Maka nisbatkanlah kemuliaan dan keagungan apa pun yang kau kehendaki kepadanya.”

Rasulullah SAW memang manusia biasa, namun beliau telah dipilih oleh Allah SWT untuk dianugerahi berbagai keistimewaan, yang menjadikan posisi beliau di antara umat manusia bak permata di antara bebatuan semata....

(Kang Iftah. Sumber : Maulid Ad-Diba’i, Simthud Durar, Dhiya-ul Lami’, Burdah, Barzanji)

Rabu, 04 Maret 2009

Laksana Bulan


Manusia laksana bulan kala terbitnya
Kecil lalu membesar dengan seksama
Terus berkembang hingga purnama
Lalu berkurang dan tenggelam sirna




Senin, 02 Maret 2009

Mengetuk Pintu Tuhan

Aku berdiri di depan pintu Tuhan
Dan mengharapkan curahan keutamaan-Nya
Di saat aku bermaksiat kepada-Nya
Di saat aku berada pada jalur ketakutanku
Sejuk terasa ku berdua dengan Tuhanku
Aku resah karena tingkahku
Maka kebaikanku akan menyejukkan hatiku
Ketika ku condong kepada jerat duniaku
Kutarik segera dengan mintaku kepada-Nya
Dengan kesembuhan hati yang kian sempit
Dan hati yang sehat akan membawaku kepada nikmat
Tapi aku ingat ...bentengnya hanyalah Takwa
Karna dengan takwa kesibukanku hanyalan penyerahan diriku
dan meminta kepada Allah semata
semoga pintu Tuhan terbuka selalu ...

Ya Allah, naungilah aku dengan rahmat-
Mu, berilah aku petunjuk dan perlindungan-
Mu, sucikan hatiku dari bahaya fitnah,
wahai Yang Mengasihi hamba-hambanya
yang Mukmin.




toko buku on line


Masukkan Code ini K1-DB33C3-A
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Powered By Blogger

Banner