Pak….Mak….aku
merasa sepi
Entah
mengapa, meski tugas begitu banyak
Namun rasa
ini tak bisa dipungkiri
Dari hari
kehari selalu saja sama, bahkan pak dan mak sering memarahiku
Ingin lari,
tapi taak sanggup kaki ini melangkah.
Dirumah saja
! kata Pak dan Mak-ku dan kata mereka juga
Ini serasa
penjara bagiku ….sehari …dua hari , seminggu…dua minggu bahkan sampai sebulan
terasa lama sekali …
Kamu tega
banget wahai Covid-19….semua berantakan karenamu..
Akan bertahan
atau segera berlalu derita ini sahabatku yang senasib…
Nafasku
tertahan sejenak dan kembali aku hirup dalam dalam sambil merenung dan berkata
“ Aku harus bisa”
Asa kan
kembali hadir, disaat jiwa ini sudah
sampai kepada titik yang sangat rendah akan ketidak berdayaan sebagai makhluk
yang tak mungkin hidup sendirian..
Bersamaan
dengan terbitnya bintang surraiyyah di bulan kelima ini dari sebelah timur
Aku kembali
tersungkur dan terus memanjatkan do’a di
tiap penghujung malam kepada Rabbku…Ya Rabbi ambil kembali makhlukmu
yang tak Nampak itu
Demi cintaku
padaqMU, pada teman-tamanku yang lucu,
yang juga nakal..
Dan pada
guruku yang kadang juga marah mendidikku saat kami berulah, yang
senantiasa sabar di saat kami tak bisa kerja …
Untuk segera
kembali hidup normal seperti biasa, belajar biasa, bermasyarakat dan juga
beribadah khusyuk di masjid-masjid yang aku cintai.
Angkat segera
wabah covid-19 ini ya Rabbi
Sudah lelah
derita ini dan aku salah selama ini tidak pernah belajar dari sakit yang
sebenarnya ringan….dengan cuci tangan, dengan menjaga kebersihan dan tetap
memakai masker ketika batuk dan pilek …Engkau ajarkan hari ini juga
Aku Pasrah
kepadaMU hingga pada saat titik yang sangat rendah
TanpaMu ya
Rabb tak akan sanggup kembali bersama mereka
UntukMu ya
Rabb baktiku selalu dan dengan tulus aku minta hilangkan segera wabah covid-19
ini, hingga kerinduanku pada sekolahku kembali seperti semula …