BLOG SOBAT...Siapa lagi mari gabung....

Minggu, 28 Juni 2009

Apabila Rasulullah bertamu ke rumah

http://bjue.blogspot.com/2009/06/apabila-rasulullah-bertamu-ke-rumah.html?
Friday, June 26, 2009


Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seizin Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu
rumah kita...
Baginda datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita. Apa yang
akan kita lakukan? Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk Baginda erat-erat
dan lantas mempersilakan Baginda masuk ke ruang tamu kita.
Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar Rasulullah SAW sudi menginap
beberapa hari di rumah kita.
Baginda tentu tersenyum...
Tapi barangkali kita meminta pula Rasulullah SAW menunggu sebentar di depan pintu
kerana kita teringat Video CD rated 18xxx yang ada di ruang tengah dan kita
tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam.
Baginda tentu tetap tersenyum...
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pasang
di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara
tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafaz Allah dan Muhammad yang ada
di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu.
Baginda tentu tersenyum.....
Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap di rumah kita? Barangkali
kita teringat bahwa anak kita lebih hafal lagu-lagu barat daripada menghafal Selawat
kepada Rasulullah SAW. Barangkali kita menjadi malu bahwa anak-anak kita tidak
mengetahui sedikit pun sejarah Rasulullah SAW kerana kita lupa dan lalai mengajari
anak-anak kita.
Baginda tentu tersenyum... ...
Barangkali kita menjadi malu bahwa anak kita tidak mengetahui satupun nama keluarga
Rasulullah dan sahabatnya tetapi hafal di luar kepala mengenai anggota Power Rangers
atau Kura-kura Ninja. Barangkali kita terpaksa harus menukar satu kamar mandi menjadi
ruang Solat. Barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki
koleksi pakaian yang sesuai untuk berhadapan kepada Rasulullah SAW.
Baginda tentu tersenyum... .....
Belum lagi koleksi buku-buku kita dan anak-anak kita. Belum lagi koleksi kaset kita
dan anak-anak kita. Belum lagi koleksi karaoke kita dan anak-anak kita. Ke mana kita
harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita?
Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahawa kita tidak pernah
ke masjid meskipun azan berbunyi.
Baginda tentu tersenyum... ... ..
Barangkali kita menjadi malu kerana pada saat Maghrib keluarga kita malah sibuk
di depan TV. Barangkali kita menjadi malu kerana kita menghabiskan hampir seluruh
waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu kerana
keluarga kita tidak pernah menjalankan solat sunat. Barangkali kita menjadi malu
kerana keluarga kita sangat jarang membaca Al Qur'an. Barangkali kita menjadi malu
bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita.
Baginda tentu tersenyum... ... .
Barangkali kita menjadi malu jika
Rasulullah SAW menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat
di depan rumah kita. Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW bertanya
tentang nama dan alamat tukang penjaga masjid di kampung kita.
Betapa senyum Baginda masih ada di situ... ... ..
Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul di depan rumah kita........
Apa yang akan kita lakukan ?
Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilakan Baginda masuk dan menginap
di rumah kita? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak Baginda
berkunjung ke rumah kerana hal itu akan sangat membuat kita kalut dan malu.
Maafkan kami ya Rasulullah... ...
... Masihkah Baginda tersenyum?
Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir...
Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah...

Wallahua'allam.
Buat renungan bersama...

Minggu, 21 Juni 2009

Cukup Hanya Dengan-Mu

oleh : Eko Prasetyoningtyas

malam
....
alam terpejam dengan semua lamunannya
kelopak mata tertutup, tapi benak mengembara

dalam tidurnya
si cacat berkata...
ahhh seandainya aku punya kaki yang sehat,
tentu aku tidak akan bersusah payah menjadi beban semua orang
aku pasti mudah mengejar bis kota jika aku ingin pergi keluar kota

dalam tidurnya.......
si pejalan kaki berkata
ahh seandainya aku punya sepeda, tak usah yang bagus, yang biasa saja
tak perlulah aku berpeluh susuri jalan, jarak ditempuh
pastilah aku dengan mudah berkeliling desa
walau hanya dengan sepeda sederhana

dalam tidurnya
sipengayuh sepeda berkata
ahh seandainya aku bisa membeli sebuah sepeda motor
tak perlulah ber-cc besar, cukuplah roda kuat berputar
maka aku tak perlu berkeringat
kalau hanya berkeliling dari kota timur ke kota barat

dalam tidurnya
sipengendara sepeda motor berkata
ahh seandainya aku mampu membeli mobil...
bukan mobil baru, bekas tak apalah..
tak pakai ac oke lahh
tentu keluargaku akan bahagia karena tak perlu lagi kehujanan bila bepergian
dan si kecil selalu terlelap walau kepanasan di jok belakang

dalam tidurnya
sipengendara mobil sederhana berkata,
ahhh seandainya aku punya mobil mewah
yang dingin ac-nya beraroma harum
yang kaca-kaca nya tak tembus panas matahari
lengkap dengan piranti hiburan
tentu anak istriku tak kegerahan lagi jika bepergian dengan mobil itu


dalam tidurnya
sang pengendara mobil mewah berkata,
ahhhh, jika aku punya lebih dari satu mobil mewah,
dua atau sepuluh atau dua puluh mobil mewah, cukuplah
tentu tak malu lagi aku di depan kolega
atau pastilah banyak pejabat meyapa mesra

dalam tidurnya
sang trilyuner empunya puluhan mobil mewah berkata
ahhh seandainya aku punya pesawat ulang alik
tentu akan kujelajahi antariksa
karena aku bosan dengan seluruh tempat wisata dunia


semua akhirnya tertidur dengan mimpi tak terpuaskan

hingga datang pagi hari...........
...........................................

semua bekerja mengejar lamunannya
entah halal, entah haram,
entah sadis, entah manusiawi,

mengendus, nafas memburu
garang dijalanan mengejar waktu
sembunyi-sembunyi hingga membabi buta

demikian setiap hari
diulang diulang ulang lagi
dan di malam hari, mimpi yang sama
selalu menyinggahi

mimpi, obsesi, segala cara
syariah, ribawi, halal, haram,

demikian setiap hari
diulang diulang ulang lagi
dan di malam hari, mimpi yang sama
selalu menyinggahi

sesaat tersadar
hidup tinggal sebentar

ada yang panik berteriak menyambut mati
ada yang tersenyum seolah menyambut kekasih hati

dan yang cacat, yang pejalan kaki, yang pengendara sepeda
yang pengendara mobil sederhana, yang pengendara mobil mewah,
yang pengendara mobil mewah dan banyak, yang punya pesawat,
yang punya pesawat ulang alik antariksa, yang punya dunia

sesaat tertegun melihat Izroil
lengkap dengan piranti pencabut nyawa


tak sadar mulut bergumam ditengah kekalutan
.............
andainya diri ini hanya dekat kepada Allah
dan cukup hanya Allah,
...............
bagaimana diri ini merasa kurang,
jika di dalam rengkuhan sang Maha Kaya ?
bagaimana diri ini merasa sakit,
jika di dalam pelukan sang Maha Penyembuh segala duka ?

lalu
suara serupa gemuruh tsunami di aceh
suara serupa gemuruh petaka situ gintung
suara serupa dentuman pesawat-pesawat yang jatuh di negeri ini
suara serupa letusan gunung-gunung jawa


mengakhiri cerita ini.....
dan waktu tak bisa diulang kembali



andainya diri ini hanya dekat kepada Allah
dan cukup hanya Allah,


Cikarang Villa Mutiara 18 Juni 2009

Senin, 15 Juni 2009

Keputusanpun Tibalah Saatnya




Ketika serentak berkumpul massa
Engkau tak lagi sanggup berungkap kata
Perasaan gundah-gulana datang silih berganti
Untuk menunggu keputusan yang telah pasti
Terdengar isak tangis dari satu jiwa merana
Ungkapkan satu kata, tapi tak satupun yang keluar
Sampai tiba saat keputusan jatuh di tangan kiri dan kanan
Akan nilai hidup yang ia dapatkan ketika singgah di dunia
Nafsu tak lagi ada, dan hanya kepasrahan yang harus dipaksakan
Perjalan yang selama ini dilalui terlihat jelas....
Untuk dipertanggung jawabkan di hadapan ilahi
Nestapa tak lagi ada bagi yang menerima dengan tangan kanannya
Tapi duka kan senantiasa kekal bila tangan kiripun yang menerimanya
Itulah yang harus dihapapi kelak di kemudian hari
Bersama segala makhluk ciptaa-Nya
Akankah sanggup ku menghadapinya
Sementara dosa-dosa semakin jelas bertambahnya
Akankah ku selamat darinya
Atau ku jatuh karenanya
Tibalah saatnya ku menunggu Rahmatnya
Namun semua terbatas kepada keputusanNya
Yang kuharap selalu dari seikian pertaubatannku
Akan keselamatanku kelak di kemudian hari....

tanda

Minggu, 14 Juni 2009

Ketika Bintang Bersinar

Ku melihat ke sisi lain
Entah mengapa membuatku terusik selalu
Tentang hidup yang senantiasa berubah
Ingin segera ku raih bintang yang bersinar
Ketika dekat kan kudapat
Akan tetapi sinarnya semakin redup
Berubah menjadi samar-samar
Inilah saat yang tepat bagiku
Nikmati segala yang telah ada di depan mata
Tanpa melihat yang tak bisa ku jangkau
Angan-angan yang melambung tinggi tak akan menguntungkan
Namun sebagai ibrah dalam meraih sinarmu kembali
Genggam erat manakala sudah kutangkap
Bersama satu keluarga yang bahagia
Engkau kuharap hadir menemaniku
Rasa damai kan terpatri dalam sanubariku
Sehingga tak lagi samar-samar dan senantiasa bersinar
Indah di pandang mata
Nan terang di ruang alpa
Aku terjaga selalu
Resapi makna kehidupan ini, ketika bintang masih bersinar...
tanda


Senin, 08 Juni 2009

Saat-saat yang Indah

Dari Sakinah...
nina_28056@yahoo.com

Terkadang ada saat-saat dalam hidup ketika engkau merindukan seseorang begitu dalam, hingga engkau ingin mengambilnya dari angan-anganmu, lalu memeluknya erat-erat !


Ketika pintu kebahagiaan
tertutup, pintu yang lain terbuka...tetapi, seringkali kita memandang terlalu lama pada pintu yang tertutup hingga kita tidak melihat pintu lain, yang telah terbuka bagi kita.


Jangan percaya penglihatan; penglihatan dapat menipu.
Jangan percaya kekayaan; kekayaan dapat sirna.
Percayalah pada dia yang dapat membuatmu tersenyum.
.............. Sebab hanya senyumlah yang dibutuhkan untuk mengubah hari gelap menjadi terang.
Carilah dia, yang membuat hatimu tersenyum.
Angankan apa yang engkau ingin angankan...
Pergilah kemana engkau ingin pergi....
Jadilah seperti yang engkau kehendaki.


Semoga engkau punya cukup kebahagiaan untuk membuatmu tersenyum.
Cukup pencobaan untuk membuatmu kuat.
Cukup penderitaan untuk tetap menjadikanmu manusiawi.
Dan cukup pengharapan untuk menjadikanmu bahagia.


Mereka yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki yang terbaik dari segala sesuatu.
Mereka hanya mengoptimalkan segala sesuatu yang datang dalam perjalanan hidup mereka.
Masa depan yang paling gemilang akan selalu dapat diraih dengan melupakan masa lalu yang kelabu.
Engkau tidak akan dapat maju dalam hidup hingga engkau melepaskan segala
kegagalan dan sakit hatimu..


Ketika engkau dilahirkan, engkau menangis sementara semua orang di sekelilingmu tersenyum. Jalani hidupmu sedemikian rupa, hingga pada akhirnya engkaulah satu-satunya yang tersenyum sementara semua orang di sekelilingmu menangis.
Jangan hitung tahun-tahun yang lewat, hitunglah s aat-saat yang indah ..
HIDUP TIDAK DIUKUR DENGAN BANYAKNYA NAPAS YANG KITA HIRUP melainkan DENGAN SAAT-SAAT DIMANA KITA MENARIK NAPAS BAHAGIA.
tanda


Selasa, 02 Juni 2009

EMBUN PAGI

Bangun pagi cerah berkunjung ke http://cahayahati.multiply.com/journal/item/182/Puisi_Embun_Pagi
Jun 27, '06 4:57 AM
for everyone

EMBUN PAGI

Embun putih menyelimuti pagi
menyapa lembut hijaunya dedaunan
menggeliatkan aroma kebugaran
menepis kelelahan semalam

mata dibuka, kantuk dipejam
impuls dinamika mulai menjalar
detak rencana baris berjajar
menggelitikkan semangat

kaki melangkah, tangan tergerak
memutar keran rencana
satu demi satu tersusun sudah
sambil duduk menikmati sarapan

kumulai lagi hari ini ... ya Rabb
dengan semangat, ridho dan cinta
semoga karenaMu dengan penuh harap
tuk menimba makna kekekalan

siap melangkah, pintu pun terbuka
pemandangan di depan mata tampak pekat
lalu lalang arah semrawut melintang
kucari warnaku diantara jalan-jalan terbentang

dalam kesendirian pilihan
kuikuti iba hati dan warna
menembus pesona dan gempita
tuk sekedar menyentuh-Mu di Arsy


Senin, 01 Juni 2009

Menjelang Senja

berkunjung ke sobat : http://eagleval.blogspot.com/ eh ....ana tertarik deh tuk sebarkan puisi ini ...moga diterima pembaca ..
salam
val/jogjakarta/indonesia

puisi ini gambaran kisah manusia yang tersadar saat usia senja telah melilitnya dan membisikan kematian, hingga manusiapun mulai berharap pada keyakinan mereka.
setidaknya manusia dilahirkan dan ditakdirkan tuk kembali, hidup untuk mati dan mati untuk hidup.
semoga ada yang sependapat..
Maut bukanlah kehilangan terbesar dalam hidup. Kehilangan terbesar adalah apa yang mati dalam sanubari sementara kita masih hidup.
(Norman Cousins)


MENJELANG SENJA

beranda rumah tua ini saksi bagiku dan juga Tuhan
ketika sebatang kretek menyala dan mengasapi rautku
tentang lamunan dan doa yang berselubung rindu
sendiri haturkan harap padaMu
tanpa sesiapa yang temani aku
kuharap Kau dengar dari balik tirai

berselubung sayup dendang lagu lawas
gamelan dan seruling bambu yang kudengar
meski tak ada namun..
sangat nyata bagiku
setidaknya dalam lamunanku dan doa
beranda rumah tua saksikan aku meringkuk
selalu bergumam dan berharap dlam selubungMu

jelang malam aku akan pulang
berikan jalan itu Tuhan..

Tahajutku


Tebangun dalam malam yang sepi
Aungan anjing masih terdengar bersautan
Hatiku gelisah , aku harus menghadap-Mu
Aku segera bersihkan diri
Jauh terasa jalan yang sudah ku tempuh
Untuk bersujud, mengungkap segala pengakuan dosa
Tak kuasa air matapun bercucuran
Karna tak sanggup ku mengitung segala dosaku
Untukmu ku tetap berharap rahmat dan ampunanMu menyertai taubatku...

Bangun di saat orang orang terlelap
Sendiri dalam kesunyian
Berkencan dengan sang maha Suci.
Tersimpuh lemah menengadah memohon padaNya..
Kini rasa damai itu terasa sangat mahal
Meski sehari lima kali ku bersujud padaMu
Serasa hanyalah gerakan gerakan yang tanpa arti
Aku seakan lupa saat diuji dengan sebuah kemapanan
Terasa sangat berat untuk kembali berterima kasih atas ujian dan hadiah dalam kehidupan ini,
Betapa banyak orang -orang yang seperti aku
Merasa rindu kembali akan nikmatnya tahajutku

toko buku on line


Masukkan Code ini K1-DB33C3-A
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Powered By Blogger

Banner