BLOG SOBAT...Siapa lagi mari gabung....

Selasa, 26 Oktober 2010

Tetamu Alloh

KEMBARA CINTA SUDAH BERMULA...
Pergilah tetamu Allah
Pergilah menuju Allah…
Pergilah membawa hatimu yang pasrah
Tiada lain yang kau cari
Kecuali kasih-sayang Ilahi
Haji ertinya menuju…
menuju Allah yang satu

Namun jalan cinta itu penuh sembilu
Kan bertandang ujian beribu liku
Merintang diri dan hati
Kerna setiap cinta itu pasti diuji…
Apakah sejati atau ilusi.

Sebelum melangkah mulakan muhasabah
Bagaimana belanja kita ke sana?
Apakah keringat sendiri yang mengalir?
Apakah dari sumber yang bersih?
Apakah dari pekerjaan yang baik?
Tanpa penipuan, tanpa penzaliman
Hasil usaha ‘halalan taiyiban?’Kemudian muhasabah pula diri kita seikhlasnya
Leburkan mazmumah semampunya
Hasad, dengki, marah, bakhil ditekan sekuatnya
Mensucikan hati di pohon keampunan
Minta kemaafan dari manusia
Mohon taubat segala dosa…
Barulah nanti terlerai rantai di hati
Terasa ringan melangkah kaki!
Pakaikan kain ihram di tubuh
Serah diri seluruh…
Pangkat, derjat, bintang dan gelaran meluruh
Kini kita hanya seorang hamba
Yang benar-benar hina di hadapan-Nya
Datanglah bagaikan hamba tawanan
Yang bertelut gementar… menanti hukuman

Labaiklallah humma labaik!
Hambamu datang ya Allah…
Dengan hias rohani
Di cermin matahati katakan pada diri:
Aku tidak punya apa-apa
Harta, keluarga dan milik Mu jua
Asalku hanya dari titisan air yang hina …
Jahil, miskin, lemah dan tidak berdaya…
Namun Hambamu datang jua ya Allah…

Labaikallah humma labaik
Aku datang wahai Tuhan
Aku datang… menyahut panggilan
Tuluskan niat kita ketika memulakan
Haji ini, ibadah ini…
Bukan untuk ihsan manusia
Bukan lanjutan urus niaga
Pun bukan kerana riak dan bangga
Tetapi benar-benar kerana kita hamba
Yang mengharap wajah dan keredhaan-Nya
Niat yang suci itu perisai hati
Menangkis kelalaian sepanjang destinasi
Ikhlas itu sangat maknawi
Namun kesannya zahir pada diri
Ikhlas melahirkan sabar…
Sabar kita dengan karenah insan
Demi mengharapkan rahmat Tuhan
Ikhlas melahirkan syukur…
Syukur dengan ruang yang sempit
Demi mengharap keampuan yang melangit

9 Zulhijjah…wukuf di Arafah
Dalam himpunan terbesar gambaran Mahsyar
Tiada bezanya derjat dan pangkat
Yang kaya atau melarat
Semuanya tenggelam dalam dalam zikir dan munajat

10 Zulhijjah… bermalam di Mudzalifah
Talbiah, tasbih dan selawat
Bangsawan, hartawan, marhein dan miskin
Segalanya sama seputih kain
Moga-moga perrhimpunan ini menginsafkan
Hanya taqwa… nilaian Tuhan
Tuhan tidak menilai rupa
Tuhan tidakmenilai harta
Tuhan hanya menilai hati
… hati yang bertaqwa kepada-Nya

11, 12, 13 Zulhijjah…
bermalam di Mina melontar 3 Jamrah
Genggam butiran batu itu dengan tangan kita
Tapi lontarkan ia dengan satu rasa
Di Jamrah itu kita perangi musuh Allah
Simbolik satu kebencian
Metafora sebuah peperangan
Melawan syaitan dalam kehidupan
Nyahkan ia jauh-jauh…
Perangi ia sungguh-sungguh…
Usah berpaling lagi
Pada pujukannya… kita tak sudi!
Nun di sana kelibat Kaabah mula menyapa
Rindu tiba-tiba semakin membara
Hati hiba tanpa diminta
Tanda disedari mengalir air mata kita

Oh! situ pernah melutut Ibrahim
Di situ pernah sujud Ismail
Dan di situ pernah menangis Muhammad SAW
Abu Bakar, Umar, Uthman dan Ali…
Bagaikan ‘melihat’ wajah Allah
Di hitam warnanya ada nur kesucian
Langkah kian cepat… kian mendekat
Tawaf, tawaf, tawaf tujuh pusingan
Tiga pertama bagaikan lari dari dosa…
menuju pahala
Empat yang kedua lepas dari kesalahan…
menuju pengampunan
Lambaian istilam tanda kerinduan
Dikucup tangan tanda kecintaan
Tuhan cintaku hanya pada-Mu…
Walaupun cinta itu sering terganggu!
Bawalah hati yang lara di Safa dan Marwah
Saie ke sini ke sana bagai seorang sandera
Cemas bila dirasuk azab…
Tenang seketika dibujuk harap…
Ke sana khauf…
ke sini raja’…
Bimbang tenang berulang datang
Bagai gelombang tanpa tepian
Oh! Tuhan siapakah diriku
pada pandangan-Mu?
Kepalamu kau cukur
Helaian rambutmu pun gugur
Luruh bersama simbolik dirimu yang lalu
Kini bangun dirimu yang baru
Bukan sekadar membunag setipis rambut…
tetapi mengungkai fikiran yang berkabut
Bukan sekadar membersih kepala…
tetapi hakikatnya menjernih minda
Itulah rahsia tahallul
Meninggalkan diri yang kotor
Hijrah ke dunia yang luhur!
Di Madinah… di masjid Nabawi
Hati kita kan tersentuh oleh imbauan azannya
Terbayang sejarah anak yatim yang kesepian
Terbayang gembala kecil di padang pasir
Luka kakinya di Taif
Hilang kesayangannya di Badar
Gugur giginya di Uhud
Atap rumahnya dicecah jari
alas tidurnya berbekas di badan
Sujudlah, bertelekulah di situ
Tunduk malu di makam nabi
Di sana tersimpan jasadnya yang mulia
Rasul yang tak pernah jera berkorban…
Demi umatnya
Tega baginda pada semua derita
Hayatilah betapa malunya Rasul di Masjid Qiblatain
Ingin merayu tapi lidahnya kelu
Qiblat itu hak Tuhan…
tak layak dirinya memohon pertukaran
Namun Tuhan Maha Mengetahui resah di hati Rasululah
Lalu beralihlah qiblat dari Masjidil Aqsa… ke Baitullah
Rintihan Rasul-Nya terjawab sudah
Di Badar kita diajar bertawakkal
Betapa golongan sedikit bisa mengalahkan golongan yang ramai
Tetapi bila disiplin robek godaan harta
Uhud mengingatkan kita pada sebuah alpa
Pada batu-batu yang terdampar di kuburan Baqie
Terimbau deretan sahabat bagaikan bintang di langit
Terlalu banyak hikmah dalam kembara ini
Jika segalanya dilihat dengan matahati
Jiwa akan kukuh disepuh iman
Akal akan bersih disuluh iktibar
Fizikal akan kuat menempuh kesusahan
Haji kemuncak ajaran Islam
Haji kemuncak mehnah dan ujian
Padanya tersimpan rahsia kekuatan
Sudahkah terserlah apa yang tersimpan?
Bertamu tak jemu…
Berpisah tak gelisah…
Kenangan di Makkah dan Madinah
Adalah bekal safar abadimu…
bertemu Allah!

Rabu, 20 Oktober 2010

Entah Mengapa

mengapa air mata itu masih berderai
semakin deras
sederas anganku

pikirku melesat tinggi...tinggi sekali
dan dalam balik kacamataku ku pandangi fotomu

lama …
cukup lama, sengaja untuk mengenangmu
sebab,
nanti kita jarang bertemu ...........?

deru mobil, serta desiran angin
mengenang kita pada suatu saat
yang terakhir kalinya
kupadangi dirimu
kemudian ku genggam tanganmu
dan kuucapkan maaf padamu
dan engkaupun sambut dengan penuh haru...

lampu jalanan,
kaca di jalan
mengisi pikirku
untuk engkau seorang

sebab nanti
setelah malam ini,
aku pasti mendambakan engkau kembali
dan merindukanmu lagi ...

derai hujan
derai tawamu
entah mengapa
Tuhan masih memberikan cerita kepadaku ...

tanda

Selasa, 19 Oktober 2010

Kembali Kepada Mu

Sudah saatnya aku kembali kepada Mu
Karena telah jauh rasanya aku melangkah
Walo sebenarnya cuma sesaat saja
Ketika bersama merangkai kenangan
Dari sekian waktu yang telah lama pudar
Memang terasa begitu indah
Tapi apakah pantas ...
Ataukah memang itu cerita yang harus aku lalui
Di saat kebahagiaan datang
Badai menghadang dan menyapu butiran-butiran cinta
Cinta ? ..... yah lagi-lagi cinta
Apakah Cinta ....
Cinta seharusnya mendekatkan aku kepada Mu
Namun kenapa sebaliknya ?
justru galo dan kepedihan-kepedihan yang senantiasa merasuk di dalam hati
Selangkah lagi aku dapatkan cerita baru ...
Tapi nampaknya sekeraio telah mengubah hidupku
Sesaat bahagia dan sesaat lagi sedih dan perih
Ya Robbi ku kembali kepada Mu
Tuk jalani Episode salanjunya
dan terimalah kembali aku apa adanya
Karena aku hanya jalani cerita Mu ...
Beri maaf aku ...
Beri maaf keluargaku ...
Beri maaf cintaku ...
Aku kembali kepada Mu
Aku kembali kepada Mu....




tanda

Minggu, 17 Oktober 2010

Andai Masih Ada Kesempatan

Telah habis waktuku
Menyesali Semua ini
Dari fajar hingga petang
Diri ini masih terpaku
Tak terasa
bulir-bulir kristal jatuh dari kelopaknya
Aku percaya
Andai saja ia melihatnya
Pasti akan murka
Salahku..
Ini semua salahku
Bodohnya aku
Hingga tak tahu
harus kemana berlari
Sang khalik kecewa,,
Mungkin,,
Ia telah memberi persimpangan yang mudah
Padahal,
Itulah aku,
Dengan sanagt bodoh
Mengambil sisi yang lain
Kini ku letih
Mungkin,,
Sampai tiba waktuku,,
Aku akan tetap
kehilangan jiwa yang lain,,
Sampai aku mengembara dalam..
Kegelapan..


http://www.puisiku.net/tema-umum/andai-masih-ada-kesempatan.htm

Oh Tuhan, Maafkan Aku

Mereka fikir aku tlah melupakannya
Tapi dalam hati ini masih merintih perih
Menahan sakitnya luka hati karenanya

Ingin kuteriakkan jeritan hati
Agar sesak batin ini tak menyiksaku lagi
Apa hati ini tlah terpatri
Pada sosok diri yang tlah jauh pergi

Mengapa seraut wajah yang jelas terlihat
Tak mampu ku lukiskan dengan sejuta asa
Namun seraut wajah yang samar kulihat
Mampu ku tuliskan dengan sejuta puisi cinta

Terima kasih Tuhan!
Karena Kau tlah kirimkan dia untukku
Cinta Abadinya untukku
Slamanya hidup bersamaku

Dan Maafkan aku Tuhan!
Meski Rasa Sayangku ada untuknya
Tapi hati ini sulit ’tuk berpaling kepadanya
Karna hati ini sudah ada yang memiliki
Cinta Sejatiku yang tlah jauh pergi

Akupun tak mau kehilangan
Orang yang ku sayang ’tuk ke sekian kali
Ku ’kan berusaha ’tuk lupakan Cinta Sejati
Meski sulit ku ingkari hati ini......


http://www.puisiku.net/tema-cinta/cinta-sejati/oh-tuhan-maafkan-aku.htm

Love, maafkan aku masih mencintaimu

Love, begitu kuat kenangan itu di memoriku
Aku masih ingat senyumanmu yang menggantung
Hmmm, desir rasa rindu ini,
Unspoken!
Aku tau aku tidak boleh lagi menyimpan cinta untukmu
Tapi ketika aku paksa hatiku, aku malah gamang
Ternyata, namamu sangat kuat terpatri
Meskipun seharusnya nama yang lain-lah yang ada di situ
Love, mungkin hatiku akan selalu selingkuh
Selingkuh karena porsi cintaku selalu lebih besar untukmu
Engkau adalah cinta yang terlarang untukku
Tapi aku sudah pasrah, gak bisa ngapa-ngapain
Love, meskipun seharusnya kau jadi sejarah
Tapi entah mengapa, file tentangmu selalu terbaru
Satu dekade waktu yang cukup lama,
Namun seperti baru kemarin saja
Love, maafkan aku
Karena masih menyimpan cinta ini untukmu
Malah masih berharap bertemu denganmu
Memelukmu sambil berharap tiada lagi pembatas itu…



Kamis, 07 Oktober 2010

Sang Dewi dan Tangisnya



Lihat itu
Sang dewi menangis
Tak ada lagi yang mau memperhatikan bintang
Untuk menemaninya bernyanyi
Mungkin karena deru hujan
Membuat nada-nada indah menjadi percuma
Menyembunyikan semua yang bisa terdengar
Setiap rintihan dan nyanyian, sudah dilahap gemuruh halilintar

Dalam gigilnya, sang dewi memanggil
Mempertanyakan mengapa tak ada kehangatan yang menyelamatkan
Matahari sudah begitu terluka!
Enggan menyinari hati
Mungkinkah ini sebabnya mengapa pagi begitu kelam?

Lalu akan ku bawa kemanakah
bulan perakku
Bila matahari meretak
Padahal detak jantung
Sudah menyusun mimpi begitu tinggi

http://www.puisiku.net/tema-umum/sang-dewi-dan-tangisnya.htm

toko buku on line


Masukkan Code ini K1-DB33C3-A
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Powered By Blogger

Banner